Kapasitas Respons Tanggap Bencana Berbasis Gender, Budaya, Dan Kelas Sosial

Disaster Response Capacity Based on Gender, Culture And Social Class

  • Izza Fajria Universitas Jember
  • Baiq Lily Handayani Universitas Jember
Keywords: Respon bencana, gender, budaya, kelas sosial

Abstract

Indonesia is considered a disaster laboratory because of its geographical location. The proximity of disaster events to everyday life means that people need to have the capacity to respond to disasters wisely. Analysis of the ability to respond to disasters is seen according to gender stratification, culture and social class which greatly influence actions and efforts in dealing with disasters. Differences in response to gender often place women as a more vulnerable group. The existence of cultural diversity causes procedures and beliefs related to disasters to be different. Social class also creates inequality for people's ability to deal with disasters, especially for the lower class group. Differences in the ability to respond to disasters can be used as a reference for increasing community capacity in dealing with disasters. This article was written using the literature study method from previous research references, journals, books, and some other relevant literature, such as legal documents.

Indonesia dianggap sebagai laboratorium bencana sebab letak geografisnya. Dekatnya kejadian bencana dengan kehidupan sehari-hari menyebabkan masyarakat perlu memiliki kapasitas respons tanggap bencana secara bijak. Analisis kemampuan merespons bencana dilihat menurut stratifikasi gender, budaya, dan kelas sosial yang sangat berpengaruh pada tindakan dan upaya dalam menghadapi bencana. Perbedaan respons pada gender seringkali menempatkan perempuan menjadi kelompok yang lebih rentan. Adanya keragaman budaya menyebabkan tata cara dan kepercayaan terkait bencana menjadi berbeda-beda. Kelas sosial juga memberikan ketimpangan bagi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana terutama bagi kelompok kelas bawah. Perbedaan kemampuan dalam merespons bencana dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Artikel ini ditulis menggunakan metode studi literatur dari referensi riset terdahulu, jurnal, buku, dan beberapa literatur lain yang relevan, seperti dokumen legal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agusintadewi, N. K. (2020). Membangun Budaya Tanggap Bencana Berbasis Kearifan Lokal Di Indonesia. October 2019.

Ansori, M. H. (2020). Wabah COVID-19 dan kelas sosial di Indonesia. Habibiecenter.or.Id, 14, 1–5. https://www.habibiecenter.or.id/img/publication/09da4f0fd333100e97d2b2bc1aec3163.pdf

Artiani, L. E. (2011). Dampak Ekonomi Makro Bencana : Interaksi Bencana dan Pembangunan Ekonomi Nasional. Jurnal Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, 1(5), 67–74.

BNPB, 2021. Data Kejadian Bencana per Provinsi 2021. Jakarta : Geoportal Data Bencana Indonesia

Dirhamsyah, Diar Budi Utama, N. W. & I. D. K. W., & Program. (2020). Local Wisdom and Participation of the East Kalimantan Dayak Alliance in Dealing with Forest and Land Fire Disasters. Perspektif, 9(2), 314–321.

Dukcapil Kemendagri, 2021. Data Kependudukan Semester 1 2021. Jakarta : Dirjen Dukcapil

Enarson, E. (2000a). Gender and Natural Disaters. In InFocus Programme on Crisis Response and Reconstruction.

Enarson, E. (2000b). Gender equality, work, and disaster reduction: Making the connections. Prepared for the ILO InFocus Programme on Crisis Response and Reconstruction, August.

Hairumini, Setyowati, D. L., & Sanjoto, T. B. (2017). Kearifan Lokal Rumah Tradisional Aceh sebagai Warisan Budaya untuk Mitigasi Bencana Gempa dan Tsunami. Journal of Educational Social Studies, 6(1), 37–44. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess

Handayani, B. L. (2018). Memperkuat Modal Sosial Perempuan dalam Menghadapi Bencana.

Indonesia, C. (n.d.). Gender dalam Pengurangan Risiko Bencana.

Inter-agency Secretariat for the International Strategy for Disaster Reduction (ISDR). (2003). Women, Disaster Reduction and Sustainable Development. World Meterological Organization (WMO).

Keluarga Miskin Dalam. (n.d.).

Kebudayaan, K., & Indonesia, P. R. (2011). Buku Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.Jakarta

Latifa, A. (2015). Digital Repository Universitas Jember. 27. http://repository.unej.ac.id

/bitstream/handle/123456789/65672/Ainul Latifah-101810401034.pdf?sequence=1

Magala, yuda 2019 IDEAS : Orang Miskin Lebih Terdampak Kerusakan Alam https://www.republika.co.id/berita/pw6s90284/ideas-orang-miskin-lebih-terdampak-kerusakan-alam

Nazir, M. (1988). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sitorus, P. B. R. (2018). Budaya Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat Kepulauan Mentawai Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jurnal Vokasi Indonesia, 16(2).

Supriatin, 2021 Epidemiolog Kasus Covid-19 yang di Laporkan Sekarang Hanya 1/10 Dari Sesungguhnya https://www.merdeka.com/peristiwa/epidemiolog-kasus-covid-19dilapor

kan-sekarang-hanya-110-dari-sesungguhnya.html

UU Nomor 24 Tahun 2007. (2007). UU-24-2007 Penanggulangan Bencana.

Published
2022-03-30
How to Cite
Fajria, I., & Lily Handayani, B. (2022). Kapasitas Respons Tanggap Bencana Berbasis Gender, Budaya, Dan Kelas Sosial . JCIC : Jurnal CIC Lembaga Riset Dan Konsultan Sosial, 4(1), 1-12. https://doi.org/10.51486/jbo.v4i1.71